Follow @raditsadana

Senin, 08 Oktober 2012

hadiah dari usaha untuk mandiri

ini foto jari gue ketika ketancap paku.
 ingin tahu kisah lengkapnya? baca aja yang dibawah ini.


pada suatu hari, suatu masa, suatu saat, dan suatu ketika dirumah teman gue yg bernama dede adi suryadi didi (WOW!, nama yg keren) gue ingin mendirikan sebuah usaha yg gampang menghasilkan uang bersama teman - teman satu kelas, satu sekolah, dan satu prinsip, nyangka gak nyangka, ide pun terlintas di otak, benak, dan pikiran gue, yaitu untuk membuka usaha yg sekiranya sangat menguntungkan, yaitu............... kios bensin eceran(kata yang enek didengar). "ya, kita buka kios bensin eceran" kata gue ke teman - teman gue. "serius loh dit?" tanya fandy dengan mata melotot dan saus sambel pentolan yg masih ada di bibirnya, "iya, kios bensin" kata gue, datar.
akhirnya kami pun setuju untuk melakukan usaha bensin itu, "apa yang harus kita lakukan dit?" tanya seorang teman lainnya, "ya kita bangun kios bensin itu" kata gue. "kita kumpulkan kayu, paku, dan cat apa pun yg dapat digunakan untuk membangun kios tersebut" lanjut gue dengan nada bagaikan komandan perang. setelah semua bahan terkumpul, teman - teman gue pamit pulang karena sudah hampir magrib, gue juga gak mau teman - teman dan gue dibilang kafir karena pulang kemalaman dan gak ibadah...

""keesokan harinya""

sepulang sekolah sekitar jam 2 siang gue dan teman - teman gue berkumpul lagi di rumah dede untuk melanjutkan pembangunan kios bensin itu, tahap demi tahap pun kami lakukan, hari demi hari kami lewati, dan akhirnya dengan semangat juang yang tinggi indonesia dapat merdeka, HORE!!!!. maaf salah, *kita kembali ke kata "dan akhirnya"*

""2 hari berikutnya""

dan akhirnya (untuk ketiga kalinya disebutkan) kios itu pun selesai dibuat, kios itu pun diberi nama kios biru(karena warnanya biru), teman gue yg lain pergi mengeles matematika dirumah guru yang kalem bin narsis abis binti agak ganas, sedangkan teman gue yg lainnya mengisi bensin kebotol, setelah selesai, mereka juga pergi untuk membeli bensin lagi, dan... sendiri lah gue dirumahnya, gue hanya duduk sambil sms-an dengan teman, saudara, ayah, ibu, kakek dan nenek,
because i boring, wisss, keren juga pake bhsa inggris.
karena gue bosan gue pun membuat papan harganya yg isinya NGAWUR sebagai berikut :
-bensin eceran - rp.6000
-solar - rp. 7000
-bensin+solar - rp.10000
-bensin+soda - rp.7000
-solar+soda - rp.8000
-bensin+solar+telur setengah matang+jus jeruk+nasi putih - rp.2.000.000. (sekalian dengan kuburan dan batu nisannya)

dan saat ingin memakunya ke tiang kios, hal itu pun terjadi,....... gue lupa dimana gue menyimpan pakunya.
setelah menemukan paku yg bersih, agak besar, dan pastinya tidak berkarat.
gue pun memulai ritual memaku papan harga itu, tanpa diduga, tanpa disangka, dan tanpa disadari, yang gue paku adalah jari kelingking mungil gue sendiri, gue memandanginya, menatap dalam, darahnya terus menetes, gue berharap gak ada vampir karena gue bisa mati kekeringan kehabisan darah, tanpa basa-basi, gue lansung naik motor. mencari teman-teman gue di tempat les mereka. dan inilah yang terjadi : : : :

-harapan : gue sampai ketempat les, menemui mereka, dan diantar kerumah sakit,
-kenyataan : gue sampai ketempat les, teman gue udah pada pulang, gue mencari mereka dijalan, ketemu wendy, ketika ingin meminta tolong ditemani kerumah sakit, gue memperlihatkan jari gue, dia malah mengacungkan jempol ke gue, "jari berdarah kok malah diacungkan jempol, anjjrrrriiiitttt lo wen" kata gue dalam hati sambil meringis kesakitan.

 ketika gue kembali ke rumah dede berharap dy sdah pulang, ternyata harapan gue pun terkabulkan gue menangis terharu, dy tepat berada didepan rumahnya menaiki motor bersama edy dan yuliana(bukan cewek), saat gue ingin memanggil mereka, tanpa diduga mereka malah sudah melaju dengan motornya, harapan gue sirna, dia lansung menghilang karena kecepatan motornya yg luar biasa lajunya, gue ingin mengejar mereka, tetapi apa daya, dengan motor REVO ATT milik gue itu, gue malah tambah tertinggal jauh, akhirnya, gue pun memutuskan kerumah sakit sendirian, tetapi, sial selalu menghmpiri gue, gue malah mutar - mutar dirumah sakit karena menyasar, akhirnya gue bertemu seorang dokter, tetapi, bukan dokter yg bisa menangani gue, akhirnya luka gue itu diobati dan paku nya belum dicabut, dokter tersebut berkata "dik, maaf, saya bukan dokter yg bisa menangani luka anda, datanglah nanti malam, mungkin dokter yg pas sudah ada" (dalam hati : hah? jika dokter yg pas sudah ada? jika gak ada, mampus gue, gue bakalan tidur sama paku sial ini).  "baiklah dok, terima kasih" kata gue dengan muka pucat pasi karena gue berpikir bakalan selalu ditemani rasa sakit paku sialan itu,

""pada malam harinya""
gue pun datang ke rumah sakit itu tanpa diketahui oleh orang tua gue, gue pun bertemu dengan dokter yg pas. gue pun menceritakan kejadiannya, setelah selesai cerita, si dokter malah ketawa mendengar cerita gue itu, gue pun merasa risih...
"jadi gimana dok?" kata gue
"ya, harus dicabut"
"kok dicabut dok?" kata gue dengan bego
"yaiyalah dik, pilih yang mana, jika malam ini, pakunya dicabut, jika besok, jarinya yang dicabut?" si dokter menakuti gue
"malam ini aja deh dok" gue menelan ludah
"siap dik?"
"siap dok" gue menelan ludah
"agak sakit loh"
"gak apa dok, lakukan aja" gue menelan ludah
"tahan sakitnya ya"
"iya dok" gue menelan ludah
gue gak tau berapa kali gue menelan ludah, mungkin perut gue udah penuh berisikan ludah

operasinya pun selesai, menghabiskan waktu 1 jam, dan biayanya juga yang besar.
gue pun pun pulang dengan muka memelas, karena mendapat kesialan yang luar biasa pada hari itu.
gue hanya mendapat capek, malu, uang habis, jari membengkak dan rasa sakit dijari mungil gue.
dan yang paling menyakitkan adalah semua kesialan gue hari itu hanya menghasilkan kios biru kecil yg hanya dapat memuat 6 botol bensin dan kemungkinan dapat roboh jika diterpa angin.


 bensin belum ada yang laku, tetapi uang sudah habis RP.500.000(biaya operasi dan biaya bensin)
hal tersebut membuat gue berpikir lebih baik meminta uang kepada orang tua saja daripada mau mandiri malah menyusahkan diri sendiri, itulah makna yg dapt gue ambil dari penderitaan gue tersebut.
gue pun galau berat malam itu, gak bisa melupakan kejadian aneh itu, dan tidur gue pun ditemani oleh rasa galau, sakit, dan lapar(karena lupa makan)
dan gue sadar, bahwa paku itu merupakan hadiah terindah yang pernah jariku dapatkan.
to be continued

"RADITUS MAKANTERUS"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar